Aku hanya punya kata-kata
Walau terbakar iri terusik sepi tertusuk dengki terhempas asa mati dan rayu-rayu sapi aku
hanya punya rangkaian kata sarkastis sinis miris mengiris iris hati batu punya aku yang selalu menangis
aku lahir dalam kata hidup dalam kata oleh kata karena kata untuk kata aku mati dikubur gundukan kata meninggalkan sejumlah kata cuma kata sahabat jiwa ya ya aku ini lahir sendiri hidup sendiri mati sendiri karena aku hanya punya untaian kata yang berdiam bersama jiwa
tanpa kata aku tak ada tak lahir tak hidup kata membuat aku kekal dalam kata yang kupunya kucipta kumanja karena tanpa kata aku mati sepi sendiri tak berarti melayang dalam sunyi
Ya,
aku hanya punya kata-kata
CINTA SEJATI VERSI SANG BABI
Sambil mamah sapi ngoceh sama babi
tentang cintanya pada kodok putri
Entah mengapa aku suka perbedaan kami
Kami saling tak bisa menjadi
masing-masing dengan dunia sendiri
Kami saling bisa mengerti
walau tak banyak yang kami bagi
Ya, ini pasti cinta sejati
karena kami tak saling memaksa hati
Babi bungkam lalu berpaling dan bercumbu dengan lumpur
Ia tak mengerti sama sekali
Baginya lumpur adalah dunianya dan begitupun lumpur tentang dia
Sementara itu
sapi diam-diam mamah lagi kata-kata tadi
dan semua dusta bercampur sesal yang berserakan di kaki
karena tiba-tiba
kodok tak lagi punya arti
16 Februari 1996
PROSESI
Prosesi yang berarak perlahan di bawah cahaya gerhana
berhenti sejenak
di hadapanku
Tergelar wajah-wajah tanpa ekspresi
yang menyusupkan kengerian ke bawah tengkukku
beserta kerinduan aneh yang tak kuinginkan
untuk ikut dalam barisan
Namun aku masih mematung
ketika mereka mulai beranjak pergi
memanggul batunya sendiri-sendiri tanpa peduli
Lalu akupun meletakkan batuku diatas bahuku
dan berjalan ke arah yang berlawanan
menuju ke ekor prosesi yang hilang ditelan horizon
Betapa anehnya
kerena sepertinya meski aku berusaha menentang mereka
arah pergiku
terseret oleh arusnya
19 Juli 1997