the SPIRIT

aku melihatMU dengan rohku yang terkungkung dalam tubuh celaka ini

Aku rapuh
dalam tubuh yang selalu rindu kembali menyapa serpih debu tanah
dalam roh yang terkadang ingin segera renggut dari daging dan darah
Namun bermegah atas kekuatan yang bertahta
karena gumpalan cinta yang kupunya
setia meniupkan iman dan pengharapan dalam kesesakan kala

I dedicate these words to YOU . . . .


PINTAKU

Tuhan...
Kaukah itu?
(Gejolak ini guruh ini lembut dalam tubuh mengguncang-guncang : "Bangun! Buka matamu!", katanya)
Bicaralah...

18 Januari 1999

LOST

Kau tahu....?
Tak ada yang lebih menakutkan dari
melihat dirimu sendiri
hanyut terbawa arus
menjauh dari pantaiNya
Karena tak terikat di pinggangmu
sauh pengharapan
Dan gelombang di belakangmu
siap menelan dan menghancurkanmu
menenggelamkanmu dalam dosa dan nista
GOD!! Grab me!!!

20122002

BELUDAK

Derau angin yang mendesis
menjulurkan lidahnya yang bercabang di telingaku
"Serahkanlah hasratmu
pada cawan yang tergenang anggur biru
Hidup dalam lara
tak sederita hidup dalam suaka yang sementara"

22 Februari 2001





TUHANKU

Tapak telanjang yang menapak perih jalanan membara
ditudung terik fatamorgana membuana jingga
Salib bergerigi menghujam belulang yang menyeringai di bawah kulit
terasa nyata dalam derita dan rana
namun yang lesap dalam agapeNya
Luka membuka
di raga
pun
di jiwa
Perih tertetesi anggur yang melimpah dari cawanNya
Di kitarMu kulihat wajah-wajahku
sejuta manusia yang menatap dengan berupa ekspresi berwarna
yang bengis dan terbahak melihat potongan dagingMu tertinggal di cambukku yang meringis melihat darahMu muncrat dari lubang-lubang yang menganga di tubuhMu yang menatap kosong tak mengerti (atau mungkin mengerti tapi tak peduli hanya menyaksi dan bilang bahwa tahu bahwa Engkau menderita dan mati) yang sedih dan menyesali namun berpaling pulang dan kembali berjudi dengan tetangga sebelah yang pucat menahan perih dari luka pada tangan dan kakiku yang bersalah sehingga terpaku di sisiMu namun sempat-sempatNya meragukanMu namun ada yang Kau tunjukkan keramahanMu, terima kasih, yang mengaku kenal Engkau dan bersama-sama denganMu dalam pelayananMu yang mengagumkan itu (hei dimana wajahku yang itu? ah aku lupa rupanya telah lari setelah menyangkalMu tiga kali dan telah gantung diri setelah menciumMu serta jadi kaya dalam satu malam)
Tuhanku
aku yang bebal ini berulang kali mengatur prosesi ini kembali
bagaimana harus menghadapMu dan memohon ampunMu?
(Kau menjawab
dengan mengunjuk salibMu
merentang tangan dan tertunduk di sana
menelan anggurNya dan menyerahkan nyawa
mengucurkan penebusan dari kepala, tangan, lambung, kaki, dan
sekujur tubuhMu)

19 Mei 1998

BENANG PUTUS

Pada sehelai benang ini
menjalar kerinduanku
Tersimpul pada sehelai bulu rapuh milik sayap-sayap kokoh yang membayang di sepanjang punggungku seraya menyerak bara di setapak penuh duri

Ketika kutengadah
sosok yang menyisakan perih itu tak kasat oleh mata najisku
(yang terlihat hanya mega yang menjulur lidah)

Sementara itu
retak di bawah kelangkanganku
mulai menghisap jiwa yang kutangkar

Aku menitipkan damba pada benang terakhir yang kupunya
agar paruh bengkoknya mematuk jantungku
dan cakarnya menembus batokku

Namun sebelum aku jatuh
kulihat benang itu
ujungnya melayang bersamaku
putus

8 Mei 1997

CINTA

Di tengah hidup yang sia-sia ini
alangkah bahagia
jika masih ada seberkas cinta
yang mau menorehkan tinta
pada batin yang pernah tersaput lara
Dan Bapa,
jikalau pun tak ada
sungguh, tak mengapa
karena aku tahu Kau ADA
dan cinta yang Kau punya
bukan digores dengan tinta biasa
tapi oleh darah mulia
terpahat indah
dan penuh warna.

040903



God is the ULTIMATE POWER